Belajar Berfikir

shares |

Definisi dari berpikir adalah suatu keterampilan yang berguna bagi manusia untuk meraih pengetahuan sebanyak- banyaknya. Keterampilan berpikir dapat diajarkan disekolah melalui cara-cara langsung dan sistematis, dapat diselenggarakan pada semua bidang studi disekolah dan dapat pula diselenggarakan pada program tersendiri.

Pembelajaran tentang berpikir dapat dilakukan melalui bidang ilmu yang diajarkan. Kemampuan-kemampuan kognitif yang sangat mendasar, yang dimiliki siswa dapat diintegrasikan dengan pengajaran keahlian-keahlian berpikir tertentu secara langsung. Kegiatan decoding dalam membaca memerlukan analisis, membandingkan, membuat analogi-analogi, membuat terkaan-terkaan, sintesa, dan evaluasi, sehingga pengajaran tentang berpikir secara langsung diajarkan pada penguasaan kemampuan kognitif sebagai bagian dari program membaca (decoding). (Mulyadiharja & Ganesha, 2012)
Proses berpikir dikelompokan menjadi empat yaitu pemecahan masalah, pengambilan keputusan, berpikir kritis dan berpikir kreatif. Hal ini sejalan dengan literatur tentang berfikir tingkat tinggi. Berikut empat uraian mengenai proses berfikir :

Pemecahan Masalah
pemecahan masalah merupaka suatu proses berfikir yang didahului mencari informas mengenai suatu peristiwa untuk memperoleh infosrmasi yang relevan,kemudian informasi tersbut dikelola sehingga menghasilkan keputusan untuk menyelasaikan suatu peristiwa yang diluar dari harapan. Hal ini sejalan dengan pendapat para pakar berikut :
menurut Hamalik (1994), Problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan masalah berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil keputusanyang tepat dan cermat
Pendapat lain problem solving adalah suatu pendekatan dimana lagkah – langkah berikutnya sampai penyelesaian akhir lebih bersifat kuantitatif ( Qrustian Blogs Friendster.c0m).
ini berarati orentasi pembelajaran problem solving merupakan infestigasi dan penemuan yang pada dasarnya pemecahan masalah. Selanjutnya problem solving merupakan taraf yang harus dipecahkan dengan cara memahami sejumlah pengetahuan dan keterampilan dan merupakan hasil yang dicapai individu setelah individu yang bersangkutan mengalami suatu proses belajar yang diajarkan suatu pengetahuan tertentu.

Berfikir Kritis
Proses berfikir selanjutnya adalah berfikir kritis. Berfikir keritis merupakan suatu proses sebelum pengambilan keputusan. Informasi yang didapat dipertimbangkan sedemikian sehingga keputusan yang diambil tepat.
Hal ini sejalan dengan pendapat para ahli. Secara umum berpikir kritis adalah penentuan secara hati-hati dan sengaja apakah menerima, menolak atau menunda keputusan tentang suatu klaim/pernyataan (Moore dan Parker, 1988:4). Atau dapat juga dikatakan berpikir kritis adalah suatu proses yang bertujuan untuk membuat keputusan-keputusan yang masuk akal tentang apa yang dipercayai atau apa yang dilakukan (Ennis, 1996: xvii). Kemampuan berpikir kritis sangat penting, karena dalam kehidupan sehari-hari cara seseorang mengarahkan hidupnya bergantung pada pernyataan yang dipercayainya, pernyataan yang diterimanya. Selanjutnya secara lebih berhati-hati mengevaluasi suatu pernyataan, kemudian membagi isu-isu yang ada apakah relevan atau tidak dengan pernyataan yang dievaluasi. Ketika seseorang mempertimbangkan suatu pernyataan dia telah mempunyai sejumlah informasi tertentu yang relevan dengan pernyataan tersebut dan secara umum dapat menggambarkan di mana mendapatkan informasi yang lebih banyak jika diperlukan (Haryani, 2012)

Pengambilan Keputusan
Manusia terlibat dengan banyak hal dalam kehidupan sehari-harinya, dari yang sederhana hingga yang kompleks. manusia akan dihadapkan dengan banyaknya pilihan-pilihan. Pengambilan keputusan merupakan bagian dari hidup manusia dalam menghadapi berbagai masalah untuk pemenuhan kebutuhan hidup, sehingga setiap manusia memerlukan pengambilan keputusan yang tepat. Pengambilan keputusan menjadi suatu hal yang biasa dilakukan karena setiap individu menghadapi berbagai permasalahan untuk dapat mempertahankan hidupnya.
Dua bagian yang menghubungkan antara pengambilan keputusan adalah kematangan emosi dan self-efficacy sehingga ada dua faktor yang apat mempengaruhi seseorang dalam mengambil keutusan. Yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar.
Menurut Noorderhaven (1995: 46), faktor-faktor dalam diri individu yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan antara lain adalah kematangan emosi, kepribadian, intuisi, dan umur. Bandura dan Jourden (1991: 24) berpendapat bahwa pengambilan keputusan dapat dipermudah atau dihambat oleh adanya self- efficacy.

Berfikir Kreatif
Berpikir kreatif merupakan kegiatan mental yang menghasilkan sesuatu yang baru hasil dari pengembangan. Hal ini sesuai dengan pendapat Coleman dan Hammen (Sukmadinata,2004a) bahwa ”Berpikir kreatif adalah suatu kegiatan mental untuk meningkatkan kemurnian (originality) dan ketajaman pemahaman (insight) dalam mengembangkan sesuatu (generating)”. Kemampuan berpikir kreatif berkenaan dengan kemampuan menghasilkan atau mengembangkan sesuatu yang baru, yaitu sesuatu yang tidak biasa yang berbeda dari ide-ide yang dihasilkan kebanyakan orang.


Terdapat empat tahap dalam berpikir kreatif, yaitu; (1) Exploring, mengidentifikasi hal-hal apa saja yang ingin dilakukan dalam kondisi yang ada pada saat ini; (2) Inventing, melihat atau mereview berbagai alat, teknik, dan metode yang telah dimiliki yang mungkin dapat membantu dalam menghilangkan cara berpikir yang tradisional; (3) Choosing, mengidentifikasi dan memilih ide-ide yang paling mungkin untuk dilaksanakan; (4) Implementing, bagaimana membuat suatu ide dapat diimplementasikan (Istianah, 2013)

Empat proses berfikir ini menjadi satu kesatuan untuk dapat menghadapi suatu peristiwa yang diluar harapan. Proses berfikir ini membentuk suatu siklus dalam menyelesaikan permasalahannya. Ketika permasalahan belum terselesaikn makan proses akan berulang dari awal, menyempurnakan informasi, menimbang informasi dengan kembali, sehingga didapat penyelesaiannya.

Tulisan ini diambil dari beberapa sumber, bisa dicek di daftar pustaka berikut. Semoga bermanfaat
Daftar pustaka

Bandura, Albert. 1986. Self-Efficacy (Efikasi Diri). Multiply.
Haryani, D. (2012). P – 17 membentuk siswa berpikir kritis melalui pembelajaran matematika, (November), 978–979.
Istianah, E. (2013). MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIK DENGAN PENDEKATAN MODEL ELICITING ACTIVITIES (MEAs) PADA SISWA SMA. Infinity, 2(1), 43–54.
Mulyadiharja, S., & Ganesha, U. P. (2012). PENGEMBANGAN MODEL ASESMEN AUTENTIK PEMBELAJARAN IPA KONTEKSTUAL TERINTEGRASI DENGAN MODEL PENGAJARAN, 1(1), 1–12. Retrieved from https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=20&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiKtNT9tpjRAhVMOY8KHeKxBMw4ChAWCGAwCQ&url=http%3A%2F%2Fejournal.undiksha.ac.id%2Findex.php%2FJPI%2Farticle%2Fdownload%2F4482%2F3455&usg=AFQjCNEn1KEGivu9CnKp3mZ-yXI
 Moore, B.N & Parker, R. 1986. Critical Thinking Evaluating and Arguments in Everyday Life. California State University. California: Mayfield Publishing Company.http://www.utc.edu/walker-center-teaching-learning/teaching resources/ct-ps.php
Sukmadinata, N.S. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: Yayasan Kesuma Karya.(a)





Related Posts

0 berbicara:

Post a Comment