salah siapa? Satpam? Supir bus? Mahasiswa? Atau bahkan halte??

shares |


"prima jasa ayo maju, jangan
berhenti di depan gerbang, prima
jasa !"
Begitulah salah satu kalimat orasi
satpam, ketika sebuah bus
menghalangi kendaraan beroda empat yang ingin keluar gerbang
kampus. Suaranya cukup nyaring
terdengar hingga di pelataran
masjid kampus dikarenakan letak
masjid kampus dan pos satpam
yang tidak begitu jauh. Entah suaranya mengganggu jamaah
yang shalat di masjid kampus
atau tidak, dimungkinkan karena
tidak ada respon dari jamaah
dengan adanya suara tersebut.
Mengingat suatu gejala resistennya bakteri terhadap
suatu obat secara terus
menerus, mungkin itulah yang
dapat digambarkan pada jamaah
yang shalat di masjid kampus.
Jamaah sudah sering dengan adanya suara tersebut
menjadikannya terbiasa untuk
mendengarkan tanpa masalah.
Lantas apa yang menyebabkan
satpam berkoar seperti itu? Apa
memang sudah menjadi tugasnya mengusir bus dari depan gerbang
kampus dengan sebuah toa-nya.
Penyebab awal namun yang tidak
utama ialah bus melewati depan
kampus dikarenakan letak
kampus dan terminal tidak begitu jauh sekitar 300 m. Letak yang
begitu dekat membuat kampus
tidak sempat untuk tidak dilalui
oleh bus atau kendaraan besar
lainnya. Maka suatu kewajaran
ketika kampus ini cukup bising dengan suara kendaraan.
Tidak cukup alasan letak kampus
yang dekat dengan terminal
menjadikan bus menghambat di
depan gerbang kampus, maka
ada penyebab lainnya menjadikan hal tersebut. Ya, penyebab
lainnya adalah adanya sebuah
halte. Halte di depan kampus pun
jaraknya tidak jauh dari tepi
pintu gerbang kampus, sepuluh
meter pun tidak sampai. Sudah menjadi naluri supir bus ketika
melihat halte, berhentilah bus
yang dibawanya mencoba mencari
pasokan penumpang. Di sinilah
faktor utamanya dekatnya halte
dengan tepi pintu gerbang kampus. Namun, apakah benar
halte patut disalahkan begitu
saja?
Jika kita amati di sekitar
lingkungan depan kampus,
terlihatlah jelas banyaknya para mahasiswa yang berada di sana.
Berbagai aktifitas dilakukan,
dimulai dari yang sekedar
berbincang-bincang di halte, jajan
di para pedagang yang mangkal
juga di depan halte, sampai menunggu bus pun sudah menjadi
kebiasaan sehari-hari.
Melihat fenomena inilah sebaiknya
satpam dapat bertindak tanpa
harus berteriak-teriak dengan
toa nya. Satpam dapat terjun langsung menghampiri supir bus
untuk memberi peringatan atau
menghimbau mahasiswa untuk
tidak men-stop bus tepat di
depan gerbang. Selain itu pula
mahasiswa sebaiknya sadar sebelum dihimbau, dengan
menunggu bus atau yang
kendaraan lainnya jangan di
depan gerbang kampus. Tepat di
halte untuk menunggu pun itu
sudah tepat. Saya sih kalo nyetop angkot ya
jalan dulu menjauh wilayah depan
kampus :D

Related Posts

0 berbicara:

Post a Comment