tidak bermaksud tapi menjurus

shares |

"Kita memanglah beda jalani hidup kita, tapi kita.."

haha begitulah kurangnya (bukan kuranglebih) dari lirik salah satu lagu nidji,
saya merasa wajar adanya perbedaan diantara kita didalam menentukan pendapat,
"toh isi kepala tiap orang berbeda-beda'' teman saya berujar.
Dan akan merasa aneh ketika perbedaan itu tidak ada, aneh sekali. Hidup tidak berwarna dan akan berasa hambar, Keadaan pun menjadi datar.

Dalam hal pemilihan sudah dipastikan semua sudah ada pilihannya meskipun masih ada yang ragu-ragu belum memiliki pilihan atau masa bodo(h) dengan apa yang terjadi.
Ya itu perbedaan :D

kamu beda dengan saya? It's ok, meskipun dalam hati kamu pasti ingin sama dengan saya kan? hehe,,

tidak ada yang melarang kita berbeda, karena ini adalah sebuah hak. Hak yang perlu tidak ada intervensi dari pihak manapun, dan itu lah semurni-murninya hati nurani dalam hak pemilihan.

Tapi ada hal lain yang menggerakkan saya untuk membuat sebuah note ini.Dan ini masalah yang tidak dapat disederhanakan karena adanya sesuatu hal yang tidak rasional dalam pemikiran saya terhadap hal yang terjadi.

Seperti ini kawan,
tentunya kita memilih pemimpin perlu adanya kriteria, dan didalam kriteria inilah mulai suatu perbedaan dalam memilih. Yang padahal kita memiliki kriteria yang sama yaitu dalama hal sikap pemimpin kita untuk kita, yaitu kita berharap pemimpin kita kelak membawakan perubahan.
Tapi yang mengherankan saya adalah adanya suatu kelompok yang tidak setuju dengan adanya kelompok yang menjalankan misi-misinya dengan cara yang "baik" untuk menciptakan visinya yang membangun peradaban lebih maju(madani).
Kata baik disini saya petik dua karena memang mengandung hal lain yang sunggung berisi hal yang sebenar-benarnya baik. ya karena kelompok ini mencoba menjalankan 'Agama' nya dalam misi yang ia ciptakan.

Ya disinilah titik puncak yang tak sanggup saya pikirkan, dan lambang irrasional lah yang dapat menggambarkan peristiwa ini.

Kita boleh menolak memantaskan seseorang untuk menjadi seorang pemimpin apapun alasannya. Tapi jangan karena Agamanya!. Carilah alasan yang lain yang membuat kita tidak setuju kepadanya, masih banyak kok alasan yang lainnya jika memang ada alasan lainnya jika tidak ada ya jangan menjadikan ia menjalankan agamanya sebagai alasan untuk kita menolaknya.

Sebenarnya apa yang membuat kita tidak menerima ia menjadi pemimpin???
Apa karena diantara kita memiliki keyakinan yang berbeda dengan kita? Loh, memang kenapa,? Toh ia juga tau kita berbeda-bedan dan ia tak akan menyamakan perbedaan dalam hal ini.
Apa karena yang ia jalankan akan MENGEKANG KEBEBASAN???
Inikah alasan utamanya? Kita ingin kebebasan dalam menjalankan program? Ternyata inilah alasan yang dibuat-buat kawan, karena dengan ia menjalankan sesuai agamanya, ia tidak akan mengekang kebebasan, ia akan memberikan kebebasan berkreatifitas.
Kenapa saya dapat yakin hal itu? Ya karena ia memiliki keyakinan yang sama dengan saya, yang dalam keyakinannya mengajarkan bahwa 'berbuatlah sesuka hati jika tidak malu".Mau bebas seperti apalagi? Bayangkan batasannya cuma hanya malu

mungkin diantara kita akan ada yang bertanya kenapa masalahnya seperti yang dibesar-besarkan, dalam kenyataan kita tidak berniat seperti ini dan baik-baik saja.
Ya saya katakan ini adalah masalah besar yang tanpa kita sadari prilaku kita sedikit-demi sedikit menjurus pada hal ini, kita tidak menerima keyakinan diri kita sendiri, asing dalam agama kita sendiri. Dan ternyata hal ini sudah dipastikan akan ada sikap seperti ini, kita menolak agama kita sendiri. Dan yang memastikan hal ini adalah Rasulullah saw

"pada suatu hari kelak, umat2 akan memusuhi kalian dari segala penjuru, seperti orang2 lapar memperebutkan makanan."
para sahabat bertanya, "apakah karena jumlah kami yang sedikit pada masa itu wahai Rasulullah?"
Rasulullah saw menjawab, "Bahkan, jumlah kalian pd waktu itu banyak, tetapi kalian hanya bagaikan buih yang terbawa arus air, dan sungguh Allah akan mencabut rasa takut dari dada para musuh kalian.. "
(Hr Ahmad dan Abu Daud)

renungkanlah meskipun kita tidak berniatan seperti ini tapi sikap kitalah yang menjurus ke hal ini. Sekali lagi saya ungkapkan dan tekankan,
'janganlah menolak seseorang yang ingin menjadi pemimpin CUMA karena ia menjalankan agamanya yang notabene agamanya sama dengan kita, carilah alasan lain"

jika kita melihat hal ini suatu yang berlebihan maka pikirkanlah hal kecil akan menjadi hal yang akan besar jika kita meremehkannya

meskipun di Al-Qur'an sering sekali menyebut 'kebanyakan' atau 'sebagian besar' kelompok negatif dan hanya menyebutkan 'sebagian kecil' kelompok yang positif. Maka, pastikanlah kita berada dibarisan kelompok yang tidak memusuhi kelompok positif tersebut.

Dan percayalah kelompok ini tidak dapat generalkan baik tapi dapat dipastikan ia akan berusaha menjadi baik.

Wallahu 'alam bishawab..

Related Posts

0 berbicara:

Post a Comment